Selasa, 09 Februari 2010

COST VOLUME PROFIT ANALYSIS (ANALISIS BIAYA VOLUME LABA)

1. Pengantar

Analisis biaya volume laba (BVL) merupakan alat analisis bagi manajemen tentang hubungan antara biaya, volume penjualan, dan laba. Dengan melakukan analisis BVL dapat diketahui hubungan antara perubahan volume penjualan dan perubahan terhadap harga jual dan jumlah biaya (biaya tetap dan variabel). Jadi, manajemen dapat menentukan volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki.

Analisis BVL tidak hanya bermanfaat untuk organisasi yang berorientasi pada laba, tetapi juga dapat digunakan untuk organisasi yang tidak berorientasi pada laba. Organisasi tersebut perlu memahami bagaimana biaya dapat dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan untuk membantu organisasi dalam mengendalikan biaya.

Dalam melakukan analsis BVL didasarkan pada suatu asumsi bahwa:

  • Semua biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
  • Jumlah biaya tetap tidak berubah dalam kisaran tertentu dari data yang dianalisis.
  • Biaya variabel berubah seiring dengan perubahan dalam volume produk atau kegiatan dalam kisaran tertentu dari volume yang dianalisis.

2. Titik Impas (Break Event Point)

Titik impas (break event point - BEP) adalah suatu titik dimana jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya, dengan kata lain laba sama dengan nol. Tujuan dari perusahaan pada umumnya untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan. Dengan adanya analisis titik impas ini perusahaan dapat merencanakan tingkat volume produksi dan atau penjualan yang akan menghasilkan laba.

Titik impas dapat dihitung dalam volume penjualan (unit) atau dalam nilai moneter (rupiah). Untuk menghitung titik impas dalam unit dapat menggunakan persamaan berikut:

BEP (Unit) = FC/(P-VC)

Keterangan:

  • BEP (unit) = titik impas dalam unit.
  • FC = jumlah biaya tetap (fixed cost).
  • P = harga jual per unit (price)
  • VC = biaya variabel per unit (variable cost)

Sementara untuk menghitung titik impas dalam nilai moneter dapat menggunakan persamaan berikut:

BEP (Rupiah) = FC / (1-(VC/p))

Keterangan:

  • BEP (rupiah) = titik impas dalam rupiah.
  • FC = jumlah biaya tetap.
  • 1 = konstanta.
  • VC = biaya variabel per unit.
  • P = harga jual per unit.

Ketika perusahaan memiliki lebih dari satu produk, manajemen akan dihadapkan pada pilihan komposisi produk yang akan dijual untuk mendapatkan laba maksimum. Dalam menghitung titik impas untuk lebih dari satu produk diperlukan suatu asumsi komposisi penjualan setiap produk adalah konstan. Sehingga dengan asumsi ini dapat dihitung kontribusi margin rata-rata tertimbangnya. Ketika terjadi perubahan komposisi produk, maka titik impas perlu dihitung ulang.untuk komposisi produk yang baru.

3. Margin of Safety

Margin of safety atau batas aman merupakan selisih penjualan yang dianggarkan dengan penjualan pada titik impas. Margin of safety biasanya dinyatakan dalam rasio atau persentase yang digambarkan sebagai berikut:

Margin of safety (%) = (Penjualan yang dianggarkan - Penjualan titik impas) / Penjualan yang dianggarkan

Perusahaan perlu menghitung margin of safety untuk mengetahui berapa penjualan bisa turun dari rencana ke tingkat yang dapat ditoleransi sebelum perusahaan menderita kerugian. Margin of safety merupakan kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kecukupan rencana penjualan.

Download model CVP - Analisis Titik Impas Bauran Produk

Download model CVP – Margin of Safety

Download model CVP – Perubahan Biaya Tetap dan Harga Jual

Subscribe to updates